Rangkuman tentang Sistem Koloid
Campuran adalah gabungan dari dua zat, yaitu pelarut dan zat terlarut. Pelarut biasanya memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan zat terlarut. Zat terlarut memiliki sifat yang berbeda-beda, ada yang mudah larut dan ada juga yang sukar larut.
Berdasarkan hal tersebut, maka campuran dibedakan menjadi :
1.Larutan
Pernahkan kamu membuat teh dirumah. Kamu biasanya menggunakan air sebagai pelarut, kantong teh dan juga gula. Ketika kamu celupkan kantong teh kedalam air dan kemudian diaduk, apa yang bisa kamu amati? Ya, tehnya membuat air yang semula bening berubah menjadi warna coklat.
Adakah bagian yang tidak berwarna coklat? Tentu tidak ada karena tehnya sudah menyebar merata dalam larutan. Kemudian untuk membuatnya menjadi enak kamu menambahkan gula ke dalam teh tadi lalu diaduk sampai gulanya larut. Bagaimana rasa tehnya sekarang? Adakah bagian teh itu yang tidak manis setelah kamu masukkan gula kemudian diaduk?
Jawabannnya adalah tidak. Semua bagian teh akan terasa manis. Kita juga tidak dapat membedakan lagi mana molekul air, teh dan gula. Semuanya menyatu membentuk teh yang rasanya sangat enak.
Apa yang dapat kamu simpulkan dari penjelasan diatas? Teh manis termasuk kedalam larutan, yaitu campuran dua zat yang homogen sehingga kita tidak dapat membedakan lagi antara pelarut dan zat terlarut.
Larutan juga merupakan campuran yang stabil. Hal ini bisa kita lihat dari tidak memisahnya gula, teh, maupun air walaupun sudah ditinggalkan semalaman. Larutan tidak bisa disaring untuk memisahkan zat terlarut dengan pelarutnya, karena ukuran partikelnya sangat kecil. Diameter partikel larutan yaitu < dari 1 nm.
2.Koloid
Campuran kedua ini juga terdiri dari zat terlarut dan pelarutnya. Namun pada bahasan koloid kita lebih mengenal pelarut sebagai medium pendispersi dan zat terlarut disebut medium terdispersi. Dispersi maksudnya adalah menyebar.
Apa sajakah sifat dari koloid? Mari kita cari tahu!
Pernahkan kalian melihat santan? Ya, yang sering membantu ibunya memasak pasti tahu. Santan dibuat dari sari kelapa yang dicampur dengan air. Nah sari kelapanya itu adalah fase terdispersi sedangkan air adalah medium pendispersinya. Sekilas kita lihat santan dan air bercampur secara homogen. Tetapi misalnya santan dibiarkan lama di kulkas, atau ditempat yang dingin kalian akan melihat bahwa fase terdispersinya memisah dengan medium pendispersi. Jadi sifat pertama koloid adalah terlihat homogen secara maksroskopis, sedangkan secara mikroskopis heterogen (terdiri dari dua fasa).
Karena fase dalam sistem koloid dapat memisah, maka campurannya tidak bersifat stabil. Diameter partikel koloid adalah besardari 1 nm – 100 nm. Karena ukuran partikelnya cukup besar,maka koloid dapat disaring menggunakan kertas saring ultra.
3.Suspensi
Suspensi disebut juga sistem dispersi kasar. Karena campuran zat terlarut dan pelarutnya memisah sedari awal. Contoh suspensi adalah campuran pasir dengan air. Awalnya memang keruh, tetapi beberapa saat kemudian, jika didiamkan kita bisa melihat pasir dibagian bawah dengan air dibagian atas. Suspensi merupakan campuran yang heterogen. Dapat disaring dengan kertas saring biasa karena ukuran partikelnya yang besar yaitu > 100 nm.
Secara Umum Perbedaan antara ketiga jenis campuran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Jenis-Jenis Sistem Koloid
Sekarang kita kembali kepembahasan lebih luas tentang koloid. Sudah dijelaskan diawal bahwa koloid itu terdisri dari dua fasa yaitu fase terdispersi dan medium pendispersi. Fase zat ada tiga macam, yaitu pada, cair dan gas. Gabungan dari tiga fase dari medium pendispersi dan yang terdispersi akan membentuk 8 buah sistem koloid yaitu sebagai berikut :
Secara umum ada 4 buah sistem koloid yaitu :
1.Sol
Sol adalah sistem koloid padat – cair, atau padat yang artinya zat padat terlarut dalam zat cair (sol cair) atau zat padat terlarut dalam zat padat (sol padat). Zat padat yang terdispersi dalam zat cair (sol cair) umumnya tidak larut didalam medium pendispersinya. Misalnya adalah kolid Fe(OH)3 dalam air.
Sol padat, seperti kaca berwarna dibuat mendispersikan zat padat pada zat padat lainnya. Pada kaca berwarna biasanya didispersikan senyawa logam yang berbentuk kristal halus ke lelehan kaca yang panas, kemudian baru didinginkan.
Selain dua tipe sol tersebut, ada juga sol yangdisebut dengan gel. Gel bertekstur kaku karena fase terdispersinya menyukai medium pendispersi sehingga tampak menyatu. Agar-agar adalah salah satu contohnya, dimana air diabsorpsi oleh agar-agar sehingga menjadi padat.
2.Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid padat atau cair yang terdiepersi ke dalam gas. Jika zat padat terdispersi kedalam gas, maka disebut aerosol padat. Salah satu contohnya adalah debu. Bila terkena mata, akan mebuatnya terasa perih karena ada zat padat yangterdispersi dalam gas pada debu.
Jika yang terdispersi adalah zat cair dalam gas,maka disebut aerosol cair. Contohnya adalah kabut. Kabut tidak membuat mata perih karena hanya mengandung air yang terdispersi kedalam gas.
3.Emulsi
Emulsi ada dua jenis, yaitu emulsi cair dan emulsi padat. Emulsi cair terjadi ketika zat cair terdipersi kedalam zat cair. Sehingga wujud akhirnya adalah cair. Contohnya adalah susu dan es krim. Walaupun kedunya berwujud cair, tetapi mereka tidak bercampur secara homogen karena natinya akan memisah sendiri.
Emulsi padat terjadi ketika zat padat terdipersi ke dalam zat cair sehingga wujud akhirnya adalah padat. Contohnya adalah lemak nabati dengan air yang bercampur membentuk mentega.
4.Busa
Busa adalah sistem koloid dengan zat berwujud gas terdispersi dalam zat padat atau zat cair. Tipenya juga ada dua yaitu busa paat dan busa cair. Busa padat wujud akhirnya adalah zat padat dimana gas terdispersi ke dalam zat padat.Contohnya adalah batu apung, yang dapat mengapung dalam air karena ada gas didalamnya. Batu apung terbentuk padasuhu yang tinggi sehingga ada udara yang terdispersi didalamnya.
Busa cair adalah koloid dimana gas terdispersi ke dalam zat cair. Contohnya adalah busa sabun.
Berdasarkan hal tersebut, maka campuran dibedakan menjadi :
1.Larutan
Pernahkan kamu membuat teh dirumah. Kamu biasanya menggunakan air sebagai pelarut, kantong teh dan juga gula. Ketika kamu celupkan kantong teh kedalam air dan kemudian diaduk, apa yang bisa kamu amati? Ya, tehnya membuat air yang semula bening berubah menjadi warna coklat.
Adakah bagian yang tidak berwarna coklat? Tentu tidak ada karena tehnya sudah menyebar merata dalam larutan. Kemudian untuk membuatnya menjadi enak kamu menambahkan gula ke dalam teh tadi lalu diaduk sampai gulanya larut. Bagaimana rasa tehnya sekarang? Adakah bagian teh itu yang tidak manis setelah kamu masukkan gula kemudian diaduk?
Jawabannnya adalah tidak. Semua bagian teh akan terasa manis. Kita juga tidak dapat membedakan lagi mana molekul air, teh dan gula. Semuanya menyatu membentuk teh yang rasanya sangat enak.
Apa yang dapat kamu simpulkan dari penjelasan diatas? Teh manis termasuk kedalam larutan, yaitu campuran dua zat yang homogen sehingga kita tidak dapat membedakan lagi antara pelarut dan zat terlarut.
Larutan juga merupakan campuran yang stabil. Hal ini bisa kita lihat dari tidak memisahnya gula, teh, maupun air walaupun sudah ditinggalkan semalaman. Larutan tidak bisa disaring untuk memisahkan zat terlarut dengan pelarutnya, karena ukuran partikelnya sangat kecil. Diameter partikel larutan yaitu < dari 1 nm.
2.Koloid
Campuran kedua ini juga terdiri dari zat terlarut dan pelarutnya. Namun pada bahasan koloid kita lebih mengenal pelarut sebagai medium pendispersi dan zat terlarut disebut medium terdispersi. Dispersi maksudnya adalah menyebar.
Apa sajakah sifat dari koloid? Mari kita cari tahu!
Pernahkan kalian melihat santan? Ya, yang sering membantu ibunya memasak pasti tahu. Santan dibuat dari sari kelapa yang dicampur dengan air. Nah sari kelapanya itu adalah fase terdispersi sedangkan air adalah medium pendispersinya. Sekilas kita lihat santan dan air bercampur secara homogen. Tetapi misalnya santan dibiarkan lama di kulkas, atau ditempat yang dingin kalian akan melihat bahwa fase terdispersinya memisah dengan medium pendispersi. Jadi sifat pertama koloid adalah terlihat homogen secara maksroskopis, sedangkan secara mikroskopis heterogen (terdiri dari dua fasa).
Karena fase dalam sistem koloid dapat memisah, maka campurannya tidak bersifat stabil. Diameter partikel koloid adalah besardari 1 nm – 100 nm. Karena ukuran partikelnya cukup besar,maka koloid dapat disaring menggunakan kertas saring ultra.
3.Suspensi
Suspensi disebut juga sistem dispersi kasar. Karena campuran zat terlarut dan pelarutnya memisah sedari awal. Contoh suspensi adalah campuran pasir dengan air. Awalnya memang keruh, tetapi beberapa saat kemudian, jika didiamkan kita bisa melihat pasir dibagian bawah dengan air dibagian atas. Suspensi merupakan campuran yang heterogen. Dapat disaring dengan kertas saring biasa karena ukuran partikelnya yang besar yaitu > 100 nm.
Secara Umum Perbedaan antara ketiga jenis campuran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Jenis-Jenis Sistem Koloid
Sekarang kita kembali kepembahasan lebih luas tentang koloid. Sudah dijelaskan diawal bahwa koloid itu terdisri dari dua fasa yaitu fase terdispersi dan medium pendispersi. Fase zat ada tiga macam, yaitu pada, cair dan gas. Gabungan dari tiga fase dari medium pendispersi dan yang terdispersi akan membentuk 8 buah sistem koloid yaitu sebagai berikut :
Secara umum ada 4 buah sistem koloid yaitu :
1.Sol
Sol adalah sistem koloid padat – cair, atau padat yang artinya zat padat terlarut dalam zat cair (sol cair) atau zat padat terlarut dalam zat padat (sol padat). Zat padat yang terdispersi dalam zat cair (sol cair) umumnya tidak larut didalam medium pendispersinya. Misalnya adalah kolid Fe(OH)3 dalam air.
Sol padat, seperti kaca berwarna dibuat mendispersikan zat padat pada zat padat lainnya. Pada kaca berwarna biasanya didispersikan senyawa logam yang berbentuk kristal halus ke lelehan kaca yang panas, kemudian baru didinginkan.
Selain dua tipe sol tersebut, ada juga sol yangdisebut dengan gel. Gel bertekstur kaku karena fase terdispersinya menyukai medium pendispersi sehingga tampak menyatu. Agar-agar adalah salah satu contohnya, dimana air diabsorpsi oleh agar-agar sehingga menjadi padat.
2.Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid padat atau cair yang terdiepersi ke dalam gas. Jika zat padat terdispersi kedalam gas, maka disebut aerosol padat. Salah satu contohnya adalah debu. Bila terkena mata, akan mebuatnya terasa perih karena ada zat padat yangterdispersi dalam gas pada debu.
Jika yang terdispersi adalah zat cair dalam gas,maka disebut aerosol cair. Contohnya adalah kabut. Kabut tidak membuat mata perih karena hanya mengandung air yang terdispersi kedalam gas.
3.Emulsi
Emulsi ada dua jenis, yaitu emulsi cair dan emulsi padat. Emulsi cair terjadi ketika zat cair terdipersi kedalam zat cair. Sehingga wujud akhirnya adalah cair. Contohnya adalah susu dan es krim. Walaupun kedunya berwujud cair, tetapi mereka tidak bercampur secara homogen karena natinya akan memisah sendiri.
Emulsi padat terjadi ketika zat padat terdipersi ke dalam zat cair sehingga wujud akhirnya adalah padat. Contohnya adalah lemak nabati dengan air yang bercampur membentuk mentega.
4.Busa
Busa adalah sistem koloid dengan zat berwujud gas terdispersi dalam zat padat atau zat cair. Tipenya juga ada dua yaitu busa paat dan busa cair. Busa padat wujud akhirnya adalah zat padat dimana gas terdispersi ke dalam zat padat.Contohnya adalah batu apung, yang dapat mengapung dalam air karena ada gas didalamnya. Batu apung terbentuk padasuhu yang tinggi sehingga ada udara yang terdispersi didalamnya.
Busa cair adalah koloid dimana gas terdispersi ke dalam zat cair. Contohnya adalah busa sabun.
Posting Komentar untuk " Rangkuman tentang Sistem Koloid"