Seni Lukis : Pengertian, Fungsi, Komponen, Aliran
A. PENGERTIAN SENI LUKIS
Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang tercipta dari hasil imajinasi seniman yang diekspresikan melalui media garis, warna, tekstur, gelap terang, maupun bidang dan bentuk. Seni lukis disajikan dalam bidang dua dimensi, seperti kanvas, papan, kertas, dan lainnya. Karya dari seni lukis ini disebut dengan lukisan.
B. KOMPONEN SENI LUKIS
Komponen seni lukis terdiri dari subyek, bentuk, dan isi. Ketiganya merupakan hal yang penting diperhatikan, karena perpaduan yang tepat ketiganyalah yang akan menghasilkan suatu karya seni lukis yang baik. Berikut ini uraian masing-masing komponen di atas:
1. Subyek
Merupakan sesuatu yang dmenjadi bentuk lukisan. Subjek dibedakan menjadi dua, yakni:
- Lukisan bentuk figuratif, artinya subjek masih terikat dengan alam atau dengan kata lain mengambil bentuk-bentuk yang ada di alam.
- Lukisan bentuk non figuratif (abstrak), artinya subyek tidak terikat dengan alam.
2. Bentuk
Bentuk merupakan cara seniman mengekspresikan subjek yang dilukisnya menjadi sebuah karya dua dimensi yang nyata.
3. Isi
Isi merupakan tujuan terakhir yang ingin dicapai seniman, yakni hasil dari kesan ungkapan eksresi melalui sebuah karya seni lukis. Pengungkapan ini biasanya ditemukan dalam beberapa aliran seni lukis.
B. ALIRAN SENI LUKIS
Perkembangan seni lukis sejak lama telah melahirkan beragam aliran seni lukis. Berikut ini macam aliran seni lukis yang menjadi acuan para seniman hingga sekarang.
1. Aliran surealisme
Aliran surealisme merupakan aliran yg erat hubungannya dengan dunia fantasi, seakan akan kita melukis di dunia mimpi. Lukisan aliran ini memiliki bentuk atau lukisan yang tidak logis/khayalan, meskipun objek sasaran sangat natural.
Ciri-ciri:
- Pikiran cenderung imajinatif, penuh khayalan, dan fantasi
- Seniman menggunakan metode ekspresi Absolute Sureealism dan Veristic Surrealism
- Lukisan aneh dan asing
2. Aliran Kubisme
Aliran kubisme merupakan aliran seni lukis yang prinsipnya menggambarkan bentuk objek dengan cara memotong, istorsi, overlap, transparansi, deformasi, dan aneka tampak. Teknik ini dilakukan pada media lukisan dengan melalui pendekatan bentuk-bentuk geometris, seperti segitiga, kubus, segiempat, silinder, lingkaran, bola, kerucut, dan kotak-kotak.
Ciri-ciri:
- Memiliki bentuk geometris
- Memiliki paduan warna yang sangat perspektif
- Lukisan terlihat ceria
3. Aliran Romantisme
Aliran seni lukis ini berupaya melukiskan suatu peritsiwa yang dianggap menarik dan istimewa. Aliran jenis ini biasanya menampilkan hal-hal yang bersifat romance, seperti sejarah, tragedi ataupun pemandangan alam. Lukisan aliran ini cenderung statis dan kaku.
Ciri-ciri:
- Cenderung didramatisir
- Penuh gerak dan dinamis
- Pengaturan komposisi dinamis
- Lukisan mengandung cerita yang dahsyat dan emosional
- Warna bersifat kontras dan meriah
4. Aliran Ekspresionisme
Dalam aliran seni lukis ini, seniman mencoba melebih-lebihkan kenyataan dengan bentuk dan warna untuk melahirkan emosi.
Ciri-ciri:
- Pemilihan warna diutamakan
- Imajinasi seseorang
- Lebih mengungkapkan jenis emosi kemarahan dibandingkan emosi bahagia
- Mengutamakan tema berdasakan kebebasan
- Ungkapan isi hati seseorang
5. Aliran Impresionisme
Aliran seni lukis ini berusaha memperlihatkan lukisan berdasarkan kenyataan alam, yaitu murni berasal dari temuan objek alam sekitarnya. Selain itu, ciri gambar cenderung tidak detail pada objeknya dan kabur.
Ciri-ciri:
- Objek sangat alami
- Lukisan dibuat diluar ruangan
- Karya cenderung tidak mendetail tanpa garis penegas
- Tidak memakai warna hitam untuk bayangannya.
6. Aliran Pointilisme
Aliran pointilisme merupakan aliran seni lukis yang menggunakan titik-titik untuk menggambarkan sebuah objek. Seni lukis aliran ini merupakan lanjutan dari seni lukis impresionalisme.
Ciri-ciri:
- Titik-titik yang digunakan terdiri dari bermacam-macam variasi
- Objek yang dilukis lebih jelas jika dilihat dari kejauhan
- Objek berwarna cerah tersusun dari banyak titi-titik kecil berwarna kuning, hijau, dan biru.
7. Aliran Fauvisme
Aliran ini memberikan kebebasan bagi seniman berekspresi terhadap objek lukisan yang dibuat, artinya seniman diperbolehkan mebubuhkan warna sesuka hati meski sangat kontras sekalipun dengan objeknya.
Ciri-ciri:
- Warna lukisan cenderung liar dan kontras
- Warna yang digunakan berbeda dengan objek
- Penggunaan garis disederhanakan sehingga keberadaan garis yang jelas dan kuat dapat dideteksi.
8. Aliran Realisme
Aliran ini berupaya memperlihatkan lukisan yang sesuai dengan peristiwa yang terjadi di kehidupan sehari-hari tanpa ada penambahan sedikitpun.
Ciri-ciri:
- Lukisan apa adanya
- Tidak berlebihan dalam hal warna dan keindahan seni
- Cenderung menyerupai bentuk alam secara akurat
- Cenderung sesuai dengan fakta dan peristiwa yang terjadi di alam
9. Aliran Naturalisme
Aliran ini mengupayakan seniman melukiskan suatu objek secara alamiah. Meski aliran seni lukis ini mirip dengan aliran surealisme, namun aliran seni lukis ini dibuat tampak lebih indah dengan sedikit tambahan disekitar objek lukis.
Ciri-ciri:
- Cenderung menampilkan unsur alam yang objektif
- Tidak banyak melibatkan emosional
- Memiliki teknik gradasi warna
- Memiliki susunan perbandingan, perspektif, tekstur, perwarnaan, serta gelap terang dikerjakan seteliti mungkin
- Kebanyakan bertema tentang alam
10. Aliran Abstraksionisme
Aliran abstraksionisme merupakan aliran yang menggunakan warna dan bentuk yang acak serta tidak terbatas. Karya seni lukis murni imajinasi dari seniman sendiri.
Ciri-ciri:
- Seni ini menampilkan unsur unsur seni rupa saja yang disusun tidak beraturan
- Garis, bentuk, dan warna ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk asli di alam
11. Aliran Futurisme
Aliran seni lukis yang satu ini menggambarkan objek yang seolah-olah bergerak. Biasanya suatu objek yang sama digambar beberapa kali pengulangan.
Ciri-ciri:
- Memanfaatkan prinsip aneka tampak
- Karya seni ini menangkap unsur gerak dan kecepatan
- Menggunakan tipografi sebagai unsur ekspresi dalam desain
- Memperhatikan kedinamisan, kedisiplinan, dan gaya untuk mengekspresikan kecepatan dan kesamaan waktu
12. Aliran Klasikisme
Aliran seni lukis ini berhubungan dengan Yunani dan Romawi. Aliran ini menampilkan gambar secara klasik dan memiliki karakter serta ciri tersendiri.
Ciri-ciri:
- Lukisan aliran ini memiliki bentuk yang seimbang dan harmonis
- Penggambaran wajah objek terkesan tenang namun dilebih-lebihkan
- Berisi cerita di lingkungan istana
- Batasan-batasan warna bersifat bersih dan statis
13. Aliran Dadaisme
Aliran seni lukis ini menggambarkan karya artistik yang sedikit magis, menyeramkan, kekanakan, namun terkadang juga mengesankan.
Ciri-ciri:
- Pewarnaan didominasi oleh pewarnaan primer dan kontras, yakni warna hitam-putih atau merah-putih-hijau tua.
- Cenderung menggambarkan hal hal yang bersifat primitif, kuno, naive.
14. Aliran Optik art
Aliran seni lukis yang memanfaatkan ilusi mata, dimana ilusi tersebut dapat berubah menjadi imajinasi.
Ciri-ciri:
- Aliran seni ini bersifat abstrak, formal dan eksak
- Penggambaran objek khas berupa susunan geometris berulang. Tujuannya untuk memfungsikan kelemahan mata dengan ilusi ruang (kadang bergerak semu)
15. Aliran Primitivisme
Aliran primitivisme merupakan aliran seni lukis yang menggambarkan sebuah objek berdasarkan yang diinginkan. Gambar yang dilukis cenderung sederhana, datar, dan dua dimensi.
Ciri-ciri:
- Lukisan berhubungan dengan kehidupan manusia zaman dahulu yang cenderung primitif
- Objek yang dilukis berupa tumbuhan, hewan, dan manusia dalam bentuk garis sederhana.
- Detail objek tidak menonjol, hanya penggambaran garis minimalis berupa garis dan aksen sederhana
16. Aliran Pittura Metafisica
Aliran ini bertentangan dengan aliran kubisme dan futuristik. Penggambaran objek melalui aliran ini berhubungan sentuhan metafisika.
Ciri-ciri:
- Objek biasanya berupa manusia yang sedang beraktivitas benda dan latar di belakangnya
- Objek yang dilukis biasanya berbentuk boneka yang berhubungan erat dengan metafisika
17. Aliran Kontemporer
Seni lukis aliran ini tidak terikat pada peraturan dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Ciri-ciri:
- Objek yang dilukis bersifat dinamis, ekspresif, mencolok, dan bebas
- Penggambaran objek berupa refleksi situasi juga waktu yang tematik
18. Aliran Gotik
Aliran seni lukis ini menggambarkan objek dengan garis tebal dan bentul ramping serta menegaskan sesuatu berdasarkan warna.
Ciri-ciri:
- Objek yang dilukis biasanya merupakan tokoh suci, seperti raja, ratu, kesatria, dan lainnya
- Lukisan ini banyak ditemukan di rumah ibadah, kerajaan, kastil ataupun bangunan klasik
C. MEDIA SENI LUKIS
Media yang diperlukan dalam pembuatan seni lukis terdiri dari alat dan bahan. Berikut ini media seni lukis, meliputi:
1. Bahan
Pada dasarnya setiap medium/bahan memiliki dua sifat dasar, yakni:
Sifat fisik, yaitu medium dapat dilihan dengan mata, permukaannya bisa kasar atau halus, keras, lunak, mudah pecah, bersifat elastis, dan lainnya.
Sifat estetis, yaitu sifat keindahan yang dimiliki setiap medium berbeda. Nilai estetika lukisan menggunakan media cat minyak tentu akan berbeda dengan lukisan yang menggunakan media cat air.
Setiap bahan yang dipilih untuk karya seni lukis memiliki sifat dan karakter yang berbeda.Hal ini tidak menunjukkan bahan yang satu lebih baik dibandingkan yang lain. Pemilihan medium tidak menentukan artistik dan mahalnya suatu karya. Melainkan kreatifitas dan bakat seniman yang lebih memepengaruhi kualitas karya yang dihasilkan.
2. Alat
Pemilihan alat yang baik ialah alat yang dipilih harus sesuai dengan medium yang digunakan. Alat yang digunakan dalam seni lukis sama dengan peralatan menggambar pada umumnya, yaitu cat air, pensil, cat poster, pensil warna, pastel, kuas, crayon, cat akrilik, dan lainnya.
D. TEKNIK SENI LUKIS
Media yang dipilih sangat menentuk teknik seni lukis yang akan diterapkan. Berikut ini beberapa teknik seni lukis berdasarkan media yang dipilih:
1. Lukisan cat minyak (oil printing)
Lukisan ini menggunakan medium berupa tepung atau juga pasta yang dicampur dengan minyak. Alat yang digunakan ialah kuas ataupun pisau palet.
2. Lukisan cat air (water color)
Lukisan ini memakai medium cat air yang bersifat tembus pandang.
3. Lukisan arang (conte)
Teknik ini akan menghasilkan lukisan yang berkesan gelap terang. Pengaturan nuansa bentuk dan cahaya sangat menonjol.
4. Lukisan pastel (oil pastel)
Lukisan ini dikerjakan dengan menggunakan butiran pigmen warna yang sudah dipadatkan seperti batang kapur.
5. Lukisan azalejo
Lukisan ini dikerjakan dengan cara menempelkan potongan dari sebuah bentuk tertentu dengan pola gambar yang sesuai.
6. Lukisan tempera
Lukisan ini dibuat ditembok setelah tembok kering. Adapun persiapan yang dilakukan ialah cat yang akan digunakan diaduk dengan perekat, bisa juga dicampur dengan putih telur sehingga hasilnya nampak cat minyak.
7. Lukisan al-fresco
Al-fresco berarti fresh atau segar. Media yang digunakan biasanya untuk lukisan dinding (mural).
8. Lukisan al-secco
Serupa dengan media yang digunakan pada lukisan al-fresco. Hanya saja, lukisan ini dibuat setelah dinding/tembok mengering.
E. FUNGSI SENI LUKIS
Seni lukis memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
1. Fungsi Primer
Peran seni lukis sebagai fungsi primer ialah mengungkapkan perasaan dan ekspresi pribadi dari seorang seniman lukis.
2. Fungsi Sekunder
Peran seni lukis sebagai fungsi sekunder maksudnya seni lukis tidak hanya sebagai ungkapan ekspresi diri, melainkan juga untuk kepentingan pihak luar dan sarana komunikasi.
3. Fungsi Fisik
Karya seni lukis yang mengutamakan fungsi kegunaaannya dapat dijadikan sebagai penghias ruangan tertentu untuk menambah nilai estetika ruangan.
Posting Komentar untuk "Seni Lukis : Pengertian, Fungsi, Komponen, Aliran"