Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Foto Foto Penambangan Belerang Tradisional di Kawah Ijen

Kawah Ijen (jomblo?) terletak di puncak Gunung Ijen yang merupakan salah satu dari rangkaian gunung berapi di Jawa Timur seperti Bromo, Semeru, dan Merapi. Gunung Ijen terletak di sebelah timur Gunung Merapi (di Jawa Timur juga terdapat gunung yang memiliki nama yang sama dengan gunung di Jawa Tengah yaitu Gunung Merapi). Kawasan Wisata Kawah Ijen atau Cagar Alam Taman Wisata Ijen terletak di Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi dan Kecamatan Klobang, Kabupaten Bondowoso.


Kawah Ijen terletak di ketinggian 2.368 meter di atas permukaan laut. Yang menarik adalah kawah ini terletak di tengah kaldera yang terluas di Pulau Jawa. Ukuran kaldera sekitar 20 kilometer. Ukuran kawahnya sendiri sekitar 960 meter x 600 meter dengan kedalaman 200 meter. Kawah ini terletak di kedalaman lebih dari 300 meter di bawah dinding kaldera.

Danau kawah ijen penuh dengan larutan asam sulfat dan hidrogen klorida pada suhu sekitar 33 C (91 F).


Mengapa Kawah Ijen merupakan salah satu kawah paling asam terbesar di dunia? Tahukah Anda berapa derajat keasaman (pH) dari kawah ini? Kawah ini memiliki tingkat keasaman yang sangat tinggi yaitu mendekati nol sehingga bisa melarutkan tubuh manusia dengan cepat. Selain itu, suhu kawah yang mencapai 200 derajat celcius menambah takjub akan kawah yang sangat besar ini. Namun, dibalik angka-angka yang membuat rasa takut tersebut, ternyata kawah ini menyajikan pesona keindahan yang juga menakjubkan.

Penambang Belerang Tradisional

Salah satu yang menjadi perhatian pengunjung di kawasan Kawah Ijen adalah adanya penambang belerang tradisional. Mereka dengan berani mendekati danau untuk menggali belerang dengan peralatan sederhana lalu dipikul dengan keranjang. Inilah salah satu pekerjaan paling berbahaya didunia.

pipa pipa yang mengalirkan gas belerang

Para penambang belerang ini mengambil belerang dari dasar kawah. Di sini asap cukup tebal, namun dengan peralatan penutup hidung sekadarnya seperti sarung, mereka tetap mencari lelehan belerang. Lelehan belerang didapat dari pipa yang menuju sumber gas vulkanik yang mengandung sulfur. Gas ini dialirkan melalui pipa lalu keluar dalam bentuk lelehan belerang berwarna merah. Setelah membeku belerang berwarna kuning.

Setelah belerang dipotong, para penambang akan memikulnya melalui jalan setapak. Beban yang dipikul cukup berat antara 80 hingga 100 kg. Para penambang sudah terbiasa memikul beban yang berat ini sambil menyusuri jalan setapak di tebing kaldera menuruni gunung sejauh 3 kilometer.


A sulfur miner stands inside the crater of the Kawah Ijen volcano at night, holding a torch, looking towards a flow of liquid sulfur which has caught fire and burns with an eerie blue flame

Steam and acidic gases emerge from fumaroles among yellowish chunks of sulfur and burning liquid sulfur on Kawah Ijen.

Flaming molten sulfur flows inside the volcanic crater. Sulfur will melt at just above 100 C (212 F), but the temperatures in the crater do not get high enough for spontaneous combustion - the fires are lit by the miner's dripping torches.

A miner chips away hunks of solid sulfur to take with him back to the mine office.

A sulfur deposit clings to the edge of an old barrel now embedded in sulfur inside Kawah Ijen.

Miners labor in hellish conditions to retrieve the sulfur - Photographer Olivier Grunewald describes the smell as overwhelming, requiring a gas mask for safety, which few of the miners possess.

A formation caused by liquid sulfur flow inside the crater of Kawah Ijen. When molten, sulfur appears nearly blood red, as it cools, it becomes more and more yellow.

Molten sulfur burns after it drips from stone and ceramic pipes that have condensed the sulfuric gases from the volcano into a liquid, depositing it to cool and harden for later retrieval.

Lit by torches, miners chop away at the solid sulfur deposits, retrieving chunks they can carry back out.

A miner works on a block of sulfur, to fit it into the baskets used to carry the mineral out of the volcano.

Working close to condensation pipes a miner gathers sulfur from Kawah Ijen, molten sulfur burning blue in the background.

Molten sulfur burns atop a solid sulfur deposit. Miners will extinguish the flames before they leave to prevent any loss of sulfur

A miner begins his return trip with his heavy load of sulfur.

A masked miner walks through a thick cloud of steam and acidic gas, carrying a torch near the blue flames of a burning liquid sulfur flow.

A miner adjusts his load - each pair of full baskets can weigh from 45 to 90kg (100 - 200 lbs).

Miners begin their journey home, clouds of steam and gas behind them lit by moonlight, torchlight, and burning liquid sulfur.

A miner's hut just inside the crater of Kawah Ijen.

A miner adjusts his load of sulfur blocks.

Miners carrying torches climb back up the wall of Kawah Ijen's crater, beginning their return trip with a 200 meter climb to the crater lip.

Looking back down on the mining operation inside the volcano, the burning sulfur, acidic lake and moonlit crater walls.

Inside the initial processing facility, the blocks of sulfur are broken down into much smaller bits.

The sulfur bits are then placed in large vessels above wood fires to be melted once again.

The final step, spreading the liquid sulfur on slabs to cool into sheets, which, once hardened, will be shipped to local factories for use in vulcanizing rubber, bleaching sugar and other industrial processes.

Posting Komentar untuk "Foto Foto Penambangan Belerang Tradisional di Kawah Ijen"