Mengenal Tabel Periodik Unsur Modern
Tabel Periodik Unsur Modern. Tabel periodik modern terdiri atas lajur horizontal yang disebut periode, dan lajur vertikal yang disebut golongan.
Golongan adalah unsur-unsur yang memiliki kesamaan jumlah elektron valensi yang disususn dalam satu lajur vertikal. Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan tersebut memiliki kesamaan sifat fisika dan sifat kimia. Tabel periodik Modern mempunyai 8 golongan utama (golongan A) dan 8 golongan transisi (golongan B). golongan-golongan tersebut dinamai sesuai nomor kelompoknya, seperti IA, IIA, IB dan seterusnya. Bahkan golongan utama memiliki nama khusus, misalnya golongan IA dinamai golongan alkali, IIA golongan alkali tanah, IIIA golongan Alumunium, IVA golongan karbon, VA golongan Nitrogen, VIA golongan khalkogen, VIIA golongan halogen dan VIIIA golongan gas mulia.
Semua golongan transisi merupakan unsur logam sehingga biasa disebut logam-logam transisi. Pada golongan transisi terdapat golongan unsur-unsur transisis dalam. Golongan transisi dalam memiliki 14 unsur lantanida (terletak setelah unsur lantanium) dan 14 unsur aktinida (terletak setelah unsur aktinium).
1. Periode 1 terdiri dari 2 unsur yaitu hydrogen dan helium.
2. Periode 2 terdiri dari 8 unsur
3. Periode 3 terdiri dari 8 unsur
4. Periode 4 terdiri dari 18 unsur
5. Periode 5 terdiri dari 18 unsur
6. Periode 6 terdiri dari 32 unsur
7. Periode 7 masih belum lengkap unsur-unsurnya, namun saat ini terdiri atas 29 unsur.
Dalam periodik unsur, unsur transisi diletakkan pada periode 6 dan 7 agar maksimal terdiri atas 18 unsur. Untuk memepermudah perhatikan contoh berikut ini:
$_{11}$Na = 2 8 1 (maka Na termasuk golongan IA, periode 3)
Golongan merupakan angka kulit terluar yaitu satu, sedangkan periode adalah banyaknya kulit pada unsur tersebut yaitu 3, dimana kulit pertama adalah 2, kulit kedua adalah 8 dan kulit ketiga adalah 1.
Dalam satu periode, jari-jari atom dari kiri ke kanan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena dalam satu periode jumlah kulitnya sama, namun jumlah elektron valensinya semakin banyak. Sehingga gaya tarik-menarik proton dan elektronnya semakin kuat dan menyebabkan jarak inti atom ke kulit terluarnya semakin kecil. Untuk memperjelas perhatikan tabel jari-jari atom beberapa unsur di bawah ini (dalam satuan angstrom):
Dalam satu golongan energi ionisasi unsur dari atas ke bawah semakin kecil. Hal ini dipengaruhi oleh jari-jari atom, karena semakin ke bawah jari-jari atom semakin besar yang mengakibatkan gaya tarik menarik antara proton pada initi atom dan elektron pada kulit terluar semakin lemah, sehingga energi ionisasinya juga semakin kecil.
Dalam satu periode energi ionisasi unsur dari kiri ke kanan semakin besar. Hal ini juga dipengaruhi oleh jari-jari atom yang semakin ke kanan semakin kecil, sehingga gaya tarik menarik proton pada inti atom dan elektron padakulit terluarnya semakin besar. Gaya tarik menarik yang semakin besar atau kuat menyebabkan elektron pada kulit terluar sulit dilepaskan. Sehingga energi ionisasinya semakin besar.
Berikut adalah tabel energi ionisasi beberapa unsur (dalam satuan kkal/mol):
Afinitas elektron adalah energi yang dibebaskan oleh atom netral dalam keadaan gas untuk menerima satu buah elektron. Karena suatu unsur dapat membentuk ion positif (melepaskan elektron) dan ion negatif (menerima elektron). Proses penerimaan elektron akan melepaskan energi.
Dalam satu golongan, afinitas elektron unsur dari atas ke bawah semakin positif . Hal ini menyebabkan suatu unsur sulit untuk menerima elektron.
Dalam satu periode, afinitas elektron unsur dari kiri ke kanan semakin negatif, yang menyebabkan suatu unsur mudah menerima elektron.
Perhatikan tabel afinitas elektro beberapa unsur berikut (dalam satuan kj/mol):
Keelektronegatifan adalah ukuran kemampuan suatu atom untuk menarik suatu pasangan elektron dalam suatu ikatan. Keelektronegatifan dinyatakan dalam skala Pauling, dimana harga keelektronegatifan yang terbesar diberi skala 4.0, sedangakan yang terkecil diberi skala 0.7. Dalam satu periode, keelektronegatifan suatu unsur dari kiri ke kanan semakin besar. Hal ini disebabkan karena sifta logamnya semakin menurun. Sedangkan dalam satu golongan, keelektronegatifan suatu unsur dari atas ke bawah semakin kecil.
Perhatikan tabel keelektronegatifan beberapa unsur berdasarkan Skala Pauling berikut ini:
Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi dan keelektronegatifan, maka sifat logam-nonlogam dalam periodik unsur adalah:
1) Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan sifat nonlogam bertambah.
2) Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah, sedangkan sifat nonlogam berkurang.
Jadi, unsur-unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah sistem periodik unsur, sedangkan unsur-unsur nonlogam terletak pada bagian kanan-atas. Batas logam dan nonlogam pada sistem periodik sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal, sehingga unsur-unsur di sekitar daerah perbatasan antara logam dan nonlogam itu mempunyai sifat logam sekaligus sifat nonlogam. Unsur-unsur itu disebut unsur metaloid. Contohnya adalah boron dan silikon.
Selain itu, sifat logam juga berhubungan dengan kereaktifan suatu unsur. Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik unsur makin ke bawah semakin reaktif (makin mudah bereaksi) karena semakin mudah melepaskan elektron. Sebaliknya, unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik makin ke bawah makin kurang reaktif (makin sukar bereaksi) karena semakin sukar menangkap elektron. Jadi, unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA (logam alkali) dan unsur nonlogam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen).
Untuk memudahkannya, dibawah ini disajikan peningkatan sifat-sifat periodik unsur searah dengan tanda panah.
Demikian pembahasan materi Mengenal Tabel Periodik Unsur Modern.
1. Golongan
Semua golongan transisi merupakan unsur logam sehingga biasa disebut logam-logam transisi. Pada golongan transisi terdapat golongan unsur-unsur transisis dalam. Golongan transisi dalam memiliki 14 unsur lantanida (terletak setelah unsur lantanium) dan 14 unsur aktinida (terletak setelah unsur aktinium).
2. Periode
Periode adalah lajur horizontal pada sistem periodik modern yang terdiri dari tujuh lajur. Dinamakan periode karena sifat-sifat yang dimiliki unsur-unsur dalam satu periode berulang secara periodik. Unsur-unsur yang memiliki jumlah kulit yang sama disususn dalam satu periode. Jumlah unsur tiap periode berbeda yaitu:1. Periode 1 terdiri dari 2 unsur yaitu hydrogen dan helium.
2. Periode 2 terdiri dari 8 unsur
3. Periode 3 terdiri dari 8 unsur
4. Periode 4 terdiri dari 18 unsur
5. Periode 5 terdiri dari 18 unsur
6. Periode 6 terdiri dari 32 unsur
7. Periode 7 masih belum lengkap unsur-unsurnya, namun saat ini terdiri atas 29 unsur.
Dalam periodik unsur, unsur transisi diletakkan pada periode 6 dan 7 agar maksimal terdiri atas 18 unsur. Untuk memepermudah perhatikan contoh berikut ini:
$_{11}$Na = 2 8 1 (maka Na termasuk golongan IA, periode 3)
Golongan merupakan angka kulit terluar yaitu satu, sedangkan periode adalah banyaknya kulit pada unsur tersebut yaitu 3, dimana kulit pertama adalah 2, kulit kedua adalah 8 dan kulit ketiga adalah 1.
3. Sifat-sifat Periodik Unsur
Sifat-sifat periodik unsur meliputi: jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan.a. Jari-jari atom
Jari-jari atom adalah jarak antara inti atom dengan kulit terluar suatu atom. Dalam satu golongan jari-jari atom dari atas ke bawah akan semakin besar. Hal ini disebabkan jumlah kulit atomnya semakin ke bawah semakin besar, sehingga jarak dari inti ke kulit terluarnnya juga akan semakin besar.Dalam satu periode, jari-jari atom dari kiri ke kanan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena dalam satu periode jumlah kulitnya sama, namun jumlah elektron valensinya semakin banyak. Sehingga gaya tarik-menarik proton dan elektronnya semakin kuat dan menyebabkan jarak inti atom ke kulit terluarnya semakin kecil. Untuk memperjelas perhatikan tabel jari-jari atom beberapa unsur di bawah ini (dalam satuan angstrom):
b. Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan oleh atom netral dalam keadaan gas untuk melepaskan satu buah elektron pada kulit terluarnya.Dalam satu golongan energi ionisasi unsur dari atas ke bawah semakin kecil. Hal ini dipengaruhi oleh jari-jari atom, karena semakin ke bawah jari-jari atom semakin besar yang mengakibatkan gaya tarik menarik antara proton pada initi atom dan elektron pada kulit terluar semakin lemah, sehingga energi ionisasinya juga semakin kecil.
Dalam satu periode energi ionisasi unsur dari kiri ke kanan semakin besar. Hal ini juga dipengaruhi oleh jari-jari atom yang semakin ke kanan semakin kecil, sehingga gaya tarik menarik proton pada inti atom dan elektron padakulit terluarnya semakin besar. Gaya tarik menarik yang semakin besar atau kuat menyebabkan elektron pada kulit terluar sulit dilepaskan. Sehingga energi ionisasinya semakin besar.
Berikut adalah tabel energi ionisasi beberapa unsur (dalam satuan kkal/mol):
c. Afinitas elektron
Dalam satu golongan, afinitas elektron unsur dari atas ke bawah semakin positif . Hal ini menyebabkan suatu unsur sulit untuk menerima elektron.
Dalam satu periode, afinitas elektron unsur dari kiri ke kanan semakin negatif, yang menyebabkan suatu unsur mudah menerima elektron.
Perhatikan tabel afinitas elektro beberapa unsur berikut (dalam satuan kj/mol):
d. Keelektronegatifan
Perhatikan tabel keelektronegatifan beberapa unsur berdasarkan Skala Pauling berikut ini:
e. Sifat Logam
Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan melepas elektron membentuk ion positif. Jadi, sifat logam tergantung pada energi ionisasi. Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsure-unsur logam cenderung melepaskan elektron (memiliki energi ionisasi yang kecil), sedangkan unsur-unsur bukan logam cenderung menangkap elektron (memiliki keelektronegatifan yang besar).Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi dan keelektronegatifan, maka sifat logam-nonlogam dalam periodik unsur adalah:
1) Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan sifat nonlogam bertambah.
2) Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah, sedangkan sifat nonlogam berkurang.
Jadi, unsur-unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah sistem periodik unsur, sedangkan unsur-unsur nonlogam terletak pada bagian kanan-atas. Batas logam dan nonlogam pada sistem periodik sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal, sehingga unsur-unsur di sekitar daerah perbatasan antara logam dan nonlogam itu mempunyai sifat logam sekaligus sifat nonlogam. Unsur-unsur itu disebut unsur metaloid. Contohnya adalah boron dan silikon.
Selain itu, sifat logam juga berhubungan dengan kereaktifan suatu unsur. Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik unsur makin ke bawah semakin reaktif (makin mudah bereaksi) karena semakin mudah melepaskan elektron. Sebaliknya, unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik makin ke bawah makin kurang reaktif (makin sukar bereaksi) karena semakin sukar menangkap elektron. Jadi, unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA (logam alkali) dan unsur nonlogam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen).
Untuk memudahkannya, dibawah ini disajikan peningkatan sifat-sifat periodik unsur searah dengan tanda panah.
Demikian pembahasan materi Mengenal Tabel Periodik Unsur Modern.
Posting Komentar untuk "Mengenal Tabel Periodik Unsur Modern"