Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Kalender Batak Tidak Mengenal Hari dan Tanggal


Kalender Batak yang dipergunakan para leluhur Batak pada zaman kuno disebut dengan parhalaan. Jika dalam kalender modern kita mengenal hari mulai Senin hingga Minggu, maka hal itu tidak ditemukan dalam kalender Batak. Tanggal yang kita kenal setiap bulan mulai dari tanggal 1 hingga 30, juga tidak terdapat dalam kalender Batak. Tanggal itu bukan berbentuk angka, tapi nama.


Menurut berbagai sumber, parhalaan memiliki bulan sebanyak 12, yaitu Sipaha Sada (Januari), Sipaha Dua (Februari), Sipaha Tolu (Maret) , Sipaha Opat (April), Sipaha Lima (Mei), Sipaha Onom (Juni), Sipaha Pitu (Juli), Sipaha Ualu (Agustus), Sipaha Sia (September), dan Sipaha Sampulu (Oktober). Sedangkan bulan ke-11 (November) disebut dengan Bulan Li, bulan ke-12 (Desember) disebut dengan Hurung.

Sedangkan tanggal atau 30 hari dalam sebulan diberi nama dan makna masing-masing, yaitu:

Artia (1), Suma (2), Anggara (3), Muda (4), Boraspati (5), Singkora (6), Samisara (7), Artia ni Aek (8), Sumani Mangodap (9), Anggara Sappulu (10), Muda ni Mangodap (11), Boraspati ni Mangodap (12), Singkora Purnama (13), Samisara Purnama (14), Tula (15), Suma ni Holom (16), Anggara ni Holom (17), Muda ni Holom (18), Boraspati ni Holom (19), Singkora Maraturun (20), Samisara Maraturun (21), Artia ni Angga (22), Suma ni Mate (23), Anggara ni Begu (24), Muda ni Mate (25), Boraspati ni Gok (26), Singkora Hundul (27), Samisara Bulan Mate (28), Hurung (29), Ringkar (30).

Dalam praktek sehar-hari, parhalaan (kalender) ini sesungguhnya tidak digunakan untuk penanggalan waktu, tapi lebih bertujuan mencari hari baik dalam manjalankan aktivitas, yang disebut dengan maniti ari atau manjujuri ari. Sekelompok minoritas Batak hingga saat ini masih menggunakan parhalaan dalam kehidupan sehari-hari yaitu Parmalim, agama leluhur Batak.

Karena parhalaan pada umumnya digunakan untuk menentukan hari baik, maka setiap nama itu memiliki makna. Demikian ringkasannya:

- Atia: Hari baik untuk mengadakan musyawarah dalam membicarakan segala rencana kegiatan.
- Suma: Merupakan hari kedua, baik untuk melakukan pekerjaan berburu ke hutan atau menjaring hewan-hewan di sungai.
- Anggara: Hari sial, sebaiknya digunakan untuk berperang dan membuat obat, juga berburu. Hari ini juga baik membantu orang lain.
- Muda: Disebut juga hari padi, baik untuk musim tanam.
- Boraspati: Hari baik untuk berpesta, membangun rumah, memasuki rumah baru, memulai usaha, atau mencari pekerjaan.
- Singkora: Hari baik untuk pergi merantauan, melamar kerja, menemui raja (orang berpangkat), berdagang, melamar kekasih atau menikah.
- Samisara: Disebut juga hari milik raja, sangat baik untuk pesta, kawin lari, memanggil roh, mandi bunga.
- Artia ni Aek: Hari baik untuk semua pesta, musyawarah, memasuki rumah baru, maaf-maafan, dan usaha baru.
- Suma ni Anggara: Hari yang kurang baik melakukan segala kegiatan.
- Anggara Sappulu: Hari sial, jangan sembarangan bicara, harus sopan, sebaiknya pergi memancing.
- Muda ni Mangadop: Hari baik bersantai dan berpesta
- Boraspati ni Mangodap: Hari yang pas untuk menyuap raja (pejabat), melamar kerja dan bersekutu dengan Tuhan.
- Sikkora Purnama: Hari baik untuk pesta perkawinan, mendirikan rumah, mengunjungi orang tua atau mertua, memasuki rumah baru dan mandi bunga.
- Samisara Purnama: Hari raja, baik mengadakan pesta besar, pesta muda-mudi, mengantar anak ke rumah mertua, dll.
- Tula: Hari sial, sebaiknya digunakan membuka lahan atau menanam kelapa.
- Suma ni Holom: Hari yang kurang baik, sebaiknya pergi memancing dan berburu.
- Angggara ni Holom: Hari buang sial, mandi bunga dan membuat obat.
- Muda ni Holom: Hari baik untuk panen
- Boraspati ni Holom: Hari baik untuk menebang pohon untuk bangunan rumah.
- Singkora Maraturun: Hari baik untuk mengunjungi sanak famili, pindah rumah dan mengongkal holi.
- Samisara Maraturun: Hari baik untuk memasang jerat, memancing dan berburu.
- Artia ni Anggara: Baik turun ke laut, membuang penyakit, mandi bunga, membuat obat, memancing dan meramu obat.
- Suma ni Mate: Hari baik untuk berburu dan memancing.
- Anggara ni Begu: Hari baik untuk memanjatkan doa, minta rejeki dan mandi bunga.
- Muda ni Mate: Hari padi, panen dan pesta.
- Boraspati na Gok: Hari baik untuk istrahat, membawa makanan untuk orang tua, mengganti pakaian orangtua, mengunjungi mertua, pesta pernikahan dan meramu obat.
- Singkora Hundul: Hari penyakit, sebaiknya digunakan meramu obat, berburu dan memancing.
- Samisara Bulan Mate: Hari baik turun ke laut, membuat penyakit, berburu dan memancing.
- Hurung: Hari kurang baik, hari hati-hati dalam melangkah.
- Ringkar: Hari baik untuk saling memaafkan dan memanjatkan doa kepada Tuhan.

Demikianlah, semoga bisa menambah pengetahuan. Bagaimanapun, warisan nenek moyang Batak ini tidak memungkinkan lagi diterapkan di zaman sekarang, namun perlu kiranya kekayaan budaya ini diketahui agar nilai-nilai tidak musnah di kemudian hari. ***

Posting Komentar untuk "Kalender Batak Tidak Mengenal Hari dan Tanggal"